Ayub 5:8

5:8 Tetapi aku, tentu aku akan mencari Allah, dan kepada Allah aku akan mengadukan perkaraku.

Ayub 8:8

8:8 Bertanya-tanyalah tentang orang-orang zaman dahulu, dan perhatikanlah apa yang diselidiki para nenek moyang.

Ayub 14:18

14:18 Tetapi seperti gunung runtuh berantakan, dan gunung batu bergeser dari tempatnya,

Ayub 15:16

15:16 lebih-lebih lagi orang yang keji dan bejat, yang menghirup kecurangan seperti air.

Ayub 19:5

19:5 Jika kamu sungguh hendak membesarkan diri terhadap aku, dan membuat celaku sebagai bukti terhadap diriku,

Ayub 22:14

22:14 Awan meliputi Dia, sehingga Ia tidak dapat melihat; Ia berjalan-jalan sepanjang lingkaran langit!

Ayub 34:37

34:37 Karena ia menambahkan dosanya dengan pelanggaran ¹ , ia mengepalkan tangan di antara kami dan banyak bicara terhadap Allah."

Ayub 37:14

37:14 Berilah telinga kepada semuanya itu, hai Ayub, diamlah, dan perhatikanlah keajaiban-keajaiban Allah.

Ayub 38:24

38:24 Di manakah jalan ke tempat terang berpencar, ke tempat angin timur bertebar ke atas bumi?

Ayub 40:4

40:4 (39-37) "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan ² .

Ayub 40:10-11

40:10 (40-5) Hiasilah dirimu dengan kemegahan dan keluhuran, kenakanlah keagungan dan semarak! 40:11 (40-6) Luapkanlah marahmu yang bergelora; amat-amatilah setiap orang yang congkak dan rendahkanlah dia!

¹ Full Life: IA MENAMBAHKAN DOSANYA DENGAN PELANGGARAN.

Nas : Ayub 34:37

Elihu berpendapat bahwa pertanyaan dan keluhan Ayub terhadap Allah (Ayub 19:6; 27:2) menunjukkan pemberontakan langsung terhadap Allah. Walaupun mungkin benar bahwa Ayub bersalah besar dengan mengeluh kepada Allah, hatinya tetap berpaut kepada Allah sebagai Tuhannya (Ayub 19:25-27; Ayub 23:8-12; 27:1-6). Dalam semangatnya untuk membenarkan Allah, Elihu gagal untuk memahami sepenuhnya kebutuhan Ayub untuk mengungkapkan seluruh perasaannya yang paling dalam kepada Allah (bd. Mazm 42:10; 43:2).

² Full Life: MULUTKU KUTUTUP DENGAN TANGAN.

Nas : Ayub 39:37

Ayub bingung karena penyataan Allah yang baru ini. Ia mengerti betapa tidak berartinya manusia di hadapan rahasia hikmat Allah (bd. 1Kor 2:7), dan ia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Sekalipun demikian, ia masih belum siap untuk menyerahkan tuntutannya bahwa ada sesuatu yang salah dalam tindakan Allah terhadap dirinya (tanggapan terakhir Ayub terungkap dalam Ayub 42:1-6). Namun, Ayub mulai sadar bahwa penderitaannya yang misterius dan membingungkan bukan rahasia bagi Allah, dan bahwa di tengah semua itu Allah dapat diandalkan.